Risalah dari Prof. Dr. Muhammad Badie’, Mursyid am Ikhwan Muslimin, 28-10-2010
Segala puji bagi Allah, selawat dan salam ke atas Rasulullah beserta keluarga dan sahabat serta orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat.. selanjutnya
Firman Allah yang bermaksud:
“Dan serulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan”. (Al-Hajj:27-28)
Oleh kerana memenuhi panggilan nabi Ibrahim AS, umat Islam ketika ini datang dari berbagai penjuru dunia berkumpul di rumah Allah yang disucikan; sehingga hati-hati mereka melekat dan mulut-mulut mereka memanggil-manggil untuk menyaksikan tempat-tempat yang disucikan ini
“Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan Kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, Maka Jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, Mudah-mudahan mereka bersyukur”. (Ibrahim:37)
Umat kita adalah umat yang satu
Wahai umat Islam,
Prinsip asal dalam Islam adalah kesatuan umat, di mana umat Islam dan nilai-nilai mereka saling berhubung dengan berbagai tuntutan umat ini sekalipun mereka berbeza negeri dan zaman.
Haji merupakan persidangan sedunia (Muktamar ‘Alami) yang berulang-ulang setiap tahun, dan diadakan di Tanah Suci di sekitar Ka’bah; menyatukan umat Islam, dan mendamaikan hati mereka, dan menyatukan tujuan mereka, di bawah syiar: “Umat yang satu”.
إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ
“Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan aku adalah Tuhanmu, Maka sembahlah aku”. (Al-Anbiya:92)
Dan firman Allah bermaksud:
وَإِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ
“Sesungguhnya (agama Tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan aku adalah Tuhanmu, Maka bertakwalah kepada-Ku”. (Al-Mu’minun:52)
Allah telah memerintahkan kita untuk sentiasa bersatu dan memperingatkan kita dari sebarang perpecahan.
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai”. (Ali Imran:103)
Disamping Allah memerintahkan kita untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Allah juga memperingatkan kita dari sebarang perpecahan dan perselisihan kerana akibatnya adalah berupa kegagalan dan perasaan gementar. Allah SWT berfirman bermaksud:
“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (Al-Anfal:46)
Faktor-faktor kesatuan umat Islam
Faktor terbesar kesatuan di antara umat Islam adalah; Tuhannya satu, kitabnya satu, rasulnya satu, syariatnya satu, ibadahnya menyatukan mereka dan mempersatukan jiwa di antara mereka, solatnya mengarah pada kiblat yang satu, puasa dalam bulan yang satu, sementara haji hadir untuk mengukuhkan kesatuan ini.. dan di antara fenomena penting adalah sebagai berikut:
* Lidah mereka bergema dengan satu syiar:
“لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لاَ شَرِيكَ لَكَ
“Aku penuhi panggulanMu Aku penuhi, Aku penuhi tidak ada sekutu bagi-Mu Aku penuhi, sesungguhnya segala puji dan kenikmatan hanya milik-Mu dan kerajaan, tidak sekutu bagi-Mu”
* Dan mereka bertemu di satu tempat di Gunung Arafah yang seluas mata memandang: Rasulullah saw bersabda bermaksud:
“Haji adalah Arafat, Haji adalah Arafat, Haji adalah Arafat, dan hari-hari Mina ada tiga”.
Firman Allah bermaksud:
“Barangsiapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari, Maka tiada dosa baginya. dan Barangsiapa yang ingin menangguhkan (keberangkatannya dari dua hari itu), Maka tidak ada dosa pula baginya”. (Al-Baqarah:203)
“Barangsiapa yang mendapati Arafah sebelum terbit matahari maka dia telah mendapatkan ibadah haji”.
* Tawaf di sekitar Ka’bah .. Yang telah Allah jadikan sebagai kewajiban kepada manusia, menjadi tempat tumpuan pandangan dan kiblat untuk mereka.
“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, Maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram”. (Al-Baqarah:144)
“Allah telah menjadikan Ka’bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia”. (Al-Maidah:97)
* Pada waktu yang sama:
Allah berfirman bermaksud:
“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, Maka tidak boleh rafats, berbuat Fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji”. (Al-Baqarah:197)
* Pakaian mereka sama sehingga mengenepikan semua perbezaan.. mengingatkan mereka kepada kain kafan pada saat bertemu dengan Allah yang Maha Penyayang
* Kesatuan gerak dalam kegiatan ritual yang dapat dilihat semasa mereka menuju ke Arafat, semasa meninggalkannya, dan melontar jamrah sebagai simbol permusuhan kepada syaitan dengan satu tangan, lalu tawaf di sekitar Baitullah dalam pusingan yang satu dan arah yang satu.
Inilah rukun yang agung dan mulia yang dapat mengenepikan perbezaan kaum, keturunan, bahasa, negeri, pangkat, dan menyatukan dalam kerja dan penampilan, lalu menjadikan mereka sebagai satu umat. Menghapuskan perpecahan yang sentiasa diusahakan oleh musuh-musuh umat siang dan malam, sebagaimana salah seorang dari mereka pernah berkata:
“Islam akan tetap kuat dan utuh sehingga tidak mampu dihancurkan oleh kerja misionari, selama Islam memiliki empat tunjang ini: “Al Qur’an .. Al-Azhar .. Pertemuan mingguan (Jumaat) ..Dan Perhimpuan tahunan (Ibadah haji) “
Sebagaimana dinyatakan dalam Encyclopaedia Britannica tentang ibadah haji:
“Ibadah yang satu ini memiliki peranan besar dalam memberikan kekuatan kesatuan dalam Islam; kerana ibadah tersebut, menarik ramai pengikut dari berbagai bangsa; bersatu dalam perayaan agama “.
Jalan kita menggapai kemuliaan dan kemenangan
Oleh kerana itulah umat Islam dituntut untuk berpegang teguh pada agama mereka yang suci supaya menjadi umat Islamyang sebenar. Dan hanya itu merupakan satu-satunya jalan menuju kebangkitan, pertumbuhan dan menghadapi musuh. Semoga Allah merahmati Imam Al-Banna ketika berbicara tentang elemen-elemen kekuatan: “Namun Ikhwan Muslimin mesti mempunyai ideologi yang dalam dan wawasan yang luas daripada hanya memiliki kerja dan fikiran yang dangkal, tidak mampu menyelam di bahagian paling dalam, tidak mampu menimbang natijahnya. Apa yang dimaksudkan dan yang diinginkan adalah bahawa mereka sedar, sesungguhnya darjat pertama dari berbagai darjat menuju kekuatan adalah kekuatan keyakinan dan iman, lalu kekuatan kesatuan dan ikatan persaudaraan, kemudian kekuatan pendokong dan senjata. Tidak akan diakui sebagai sebuah kelompok itu mempunyai kekuatan sehingga mampu memiliki semua elemen dan nilai-nilai itu semua”.
Umat ini tidak akan mampu mencapai apa yang diingini menuju kemuliaan dan kepimpinan dunia melainkan jika kita mampu mencabut sifat wahn seperti yang pernah Rasulullah saw peringatkan:
“Akan datang suatu masa, dalam waktu dekat, ketika bangsa-bangsa (musuh-musuh Islam) bersatu-padu mengalahkan (memperebutkan) kalian. Mereka seperti gerombolan orang rakus yang berkerumun untuk berebut hidangan makanan yang ada di sekitar mereka. Salah seorang sahabat bertanya: Adakah kerana kami (kaum Muslimin) ketika itu sedikit? Rasulullah menjawab: Tidak! Bahkan kalian waktu itu sangat ramai jumlahnya. Tetapi kalian bagaikan buih di atas lautan (yang terombang-ambing). (Ketika itu) Allah telah mencabut rasa takut kepadamu dari hati musuh-musuh kalian, dan Allah telah menanamkan di dalam hati kalian wahn. Seorang shahabat Rasulullah bertanya: Ya Rasulullah, apa yang dimaksudkan dengan wahn itu?
Dijawab oleh Rasulullah saw.: Cinta kepada dunia dan takut (benci) kepada mati.”
Benar terjadi seluruh bangsa bersatu padu untuk mengalahkan umat Islam ketika ini sebagaimana mereka dengan rakusnya berebut makanan yang ada di sekitar mereka. Kita saksikan umat Islam tenggelam kepada cinta dunia dan tunduk kepada hawa nafsu, sehingga hilang kewibawaannya di hadapan musuh zionis dan lain-lainnya.
Dakwaan dari orang-orang ragu dan orang yang memiliki keyakinan tentang bangkitnya umat
Imam Al-Banna – semoga Allah merahmatinya – menyedari nilai yang dimiliki umat Islam dari berbagai elemen kekuatan dan immuniti, memiliki berbagai sebab kebangkitan sehingga dapat menghadapi orang-orang ragu dan dakwaan mereka dengan menyebarkan ungkapan: “Apakah wasilah yang kalian miliki wahai orang-orang lemah dan telah kalah atas segala urusan kalian untuk mewujudkan impian dan tuntutan kalian serta mendapatkan hak kalian?”. Kami sampaikan dengan mudah dan senang: lalu apa yang diinginkan manusia dari kita? Jika kita kalah atas segala urusan kita adakah kami tertolak akan hak-hak kami? Apakah layak bagi yang Maha Mulia dihinakan dan dilecehkan, dan Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang telah memberikan kehinaan dari dirinya dan taat tanpa ada paksaan dan kebencian maka bukan dari golonganku”.
Allah juga berfirman bermaksud:
“Dan Kemuliaan itu hanya milik Allah , Rasul-Nya dan orang-orang beriman, namun orang-orang munafik tidak menyadarinya” (Al-Munafiqun:8)
Sesungguhnya kita memiliki senjata, yang tidak dimiliki dan tidak mampu diraih sama ada siang atau malam iaitu kebenaran: Kebenaran akan kekal dan abadi, Allah SWT berfirman bermaksud:
“Maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. dan kecelakaanlah bagimu disebabkan kamu mensifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya)”. (Al-Anbiya:18)
Allah juga berfirman bermaksud:
“Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; Adapun yang memberi manfaat kepada manusia, Maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan” (Ar-Ra’ad:17)
Dan juga firman Allah bermaksud:
“Dan Katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap”. (Al-Isra:81)
Kita juga memiliki senjata lain iaitu iman: iman juga merupakan rahsia dari pelbagai rahsia kekuatan yang tidak dapat dimiliki kecuali oleh orang-orang mukmin yang sebenarnya. Tidaklah berjihad para amilin sebelumnya, dan tidaklah berjihad orang-orang setelah mereka kecuali kerana iman. Dan bagaimana jika iman hilang? Tentulah tidak akan mampu memberikan manfaat seluruh senjata dalam bentuk material kepada pemiliknya sedikitpun? Jika iman tidak tertanam dalam hati maka tidak akan mampu menemukan jalan keluar untuk mencapai keinginan dan tujuan, dan jika benar keazaman maka akan terang jalan menuju tempat yang diinginkan
“Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman”. (Ar-Rum:47)
Jika pasukan bumi tidak bersama kita, maka pasukan langit tetap akan sentiasa bersama kita.
“(ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya aku bersama kamu, Maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman”. (Al-Anfal:12)
Dan optimisme adalah senjata ketiga: Kami tidak akan menyerah, tidak akan terburu-buru, tidak mendahulukan takdir, tidak akan membuat kami lemah semangat lantaran panjangnya jihad. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam kerana kami yakin akan mendapatkan ganjaran selama kami mempunyai niat yang baik, hati yang ikhlas, iaitu ikhlas kerana Allah, dan kemenangan di sebalik itu tidak akan mustahil
“Allah telah menetapkan: “Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang”. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa”. (Al-Mujadilah:21)
“Sehingga apabila Para Rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada Para Rasul itu pertolongan Kami, lalu selamatkan orang-orang yang Kami kehendaki. dan tidak dapat ditolak siksa Kami dari pada orang-orang yang berdosa”. (Yusuf:110)
Oleh kerana itu, kenapa ada keraguan dan putus asa, padahal putus asa itu tidak memberikan jalan sedikitpun bagi kita..
“Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”. (Yusuf:87)
Wahai bangsa Arab dan umat Islam seluruhnya
* Jadikanlah musim haji sebagai perhimpunan untuk saling mengenal, berkasih sayang dan bersatu, saling mempelajari realiti pahit yang berlaku dan mencari cara untuk menyelesaikannya, mendapatkan hak-hak dan mengembalikan harta yang telah terampas, serta menyelamatkan diri dari belenggu musuh-musuh… dari berbagai krisis ekonomi yang menyerang dunia. Ketahuilah bahwa kesatuan kalian akan mampu mewujudkan kesempurnaan ekonomi dan kecukupan diri; sehingga kita tidak menjadi tawanan dan gadaian orang lain. Hendaklah kalian saling bergotong royong di antara sesama kalian, saling menasihati dan saling menolong, kerana itulah yang sentiasa dinasihatkan oleh agama Islam yang mulia.
* Wahai para hujjaj ke Baitullah, marilah kalian saling kenal-mengenal, dan bersungguh-sungguhlah untuk menjalin hubungan di antara kalian, bahkan sampai kalian kembali ke negeri-negeri kalian nanti..
Kepada para rejim dan pemerintah ada peringatan dan nasihat..
* Bahwa berbagai perjumpaan dan perundingan dengan Zionis dan Amerika tidak akan dapat mengembalikan hak-hak kalian yang terampas, dan begitu juga dengan tempat-tempat suci yang telah diduduki.
* Sesungguhnya usaha untuk mempersempit dan menekan bangsa tidak akan mampu menghentikan takdir Allah yang berjalan menuju perbaikan dan perubahan, dan tidak akan mampu menghalangi cahaya Allah untuk tersebar ke seluruh alam, dan kita wajib memahami bahwa konspirasi Zionis..
“Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri”. (Fathir:43)
Sementara kezaliman dan penyimpangan yang dilakukan oleh kekuatan Amerika dengan kejam juga tidak akan melemahkan Allah sedikitpun
“Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya”. (As-Shaff:8)
Kami yakin bahwa seluruh bantuan material dan moral, dan seluruh yang dibelanjakan di dunia ini untuk memberikan penyelesaian tanpa mengajak manusia kembali ke jalan Allah, akan berubah menjadi kerugian di dunia, dan tidak akan mampu mengalahkan orang-orang beriman, sementara mereka telah ditunggu oleh azab Allah di akhirat kelak sesuai dengan janji Allah
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan”. (Al-Anfal:36)
Justeru kita mesti yakin bahwa kemenangan umat Islam pasti akan datang dengan pertolongan Allah dan kekuatan-Nya, dan hal demikian kerana Allah Maha Perkasa.
Dan kami juga tidak lupa menyampaikan bahwa pada musim haji dan musim berkorban ini, ada saudara kita pasukan pejuang yang masih tetap kental dan sabar di Palestin, bumi Arab dan Islam, untuk sentiasa mendoakan mereka dan memohon kepada Allah agar diberi jalan keluar dan wasilah-wasilah yang berpatutan.
“Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya”. (Yusuf:21)
http://www.ikhwanonline.com/Article.asp?ArtID=72955&SecID=213
Segala puji bagi Allah, selawat dan salam ke atas Rasulullah beserta keluarga dan sahabat serta orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat.. selanjutnya
Firman Allah yang bermaksud:
“Dan serulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan”. (Al-Hajj:27-28)
Oleh kerana memenuhi panggilan nabi Ibrahim AS, umat Islam ketika ini datang dari berbagai penjuru dunia berkumpul di rumah Allah yang disucikan; sehingga hati-hati mereka melekat dan mulut-mulut mereka memanggil-manggil untuk menyaksikan tempat-tempat yang disucikan ini
“Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan Kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, Maka Jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, Mudah-mudahan mereka bersyukur”. (Ibrahim:37)
Umat kita adalah umat yang satu
Wahai umat Islam,
Prinsip asal dalam Islam adalah kesatuan umat, di mana umat Islam dan nilai-nilai mereka saling berhubung dengan berbagai tuntutan umat ini sekalipun mereka berbeza negeri dan zaman.
Haji merupakan persidangan sedunia (Muktamar ‘Alami) yang berulang-ulang setiap tahun, dan diadakan di Tanah Suci di sekitar Ka’bah; menyatukan umat Islam, dan mendamaikan hati mereka, dan menyatukan tujuan mereka, di bawah syiar: “Umat yang satu”.
إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ
“Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan aku adalah Tuhanmu, Maka sembahlah aku”. (Al-Anbiya:92)
Dan firman Allah bermaksud:
وَإِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ
“Sesungguhnya (agama Tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan aku adalah Tuhanmu, Maka bertakwalah kepada-Ku”. (Al-Mu’minun:52)
Allah telah memerintahkan kita untuk sentiasa bersatu dan memperingatkan kita dari sebarang perpecahan.
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai”. (Ali Imran:103)
Disamping Allah memerintahkan kita untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Allah juga memperingatkan kita dari sebarang perpecahan dan perselisihan kerana akibatnya adalah berupa kegagalan dan perasaan gementar. Allah SWT berfirman bermaksud:
“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (Al-Anfal:46)
Faktor-faktor kesatuan umat Islam
Faktor terbesar kesatuan di antara umat Islam adalah; Tuhannya satu, kitabnya satu, rasulnya satu, syariatnya satu, ibadahnya menyatukan mereka dan mempersatukan jiwa di antara mereka, solatnya mengarah pada kiblat yang satu, puasa dalam bulan yang satu, sementara haji hadir untuk mengukuhkan kesatuan ini.. dan di antara fenomena penting adalah sebagai berikut:
* Lidah mereka bergema dengan satu syiar:
“لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لاَ شَرِيكَ لَكَ
“Aku penuhi panggulanMu Aku penuhi, Aku penuhi tidak ada sekutu bagi-Mu Aku penuhi, sesungguhnya segala puji dan kenikmatan hanya milik-Mu dan kerajaan, tidak sekutu bagi-Mu”
* Dan mereka bertemu di satu tempat di Gunung Arafah yang seluas mata memandang: Rasulullah saw bersabda bermaksud:
“Haji adalah Arafat, Haji adalah Arafat, Haji adalah Arafat, dan hari-hari Mina ada tiga”.
Firman Allah bermaksud:
“Barangsiapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari, Maka tiada dosa baginya. dan Barangsiapa yang ingin menangguhkan (keberangkatannya dari dua hari itu), Maka tidak ada dosa pula baginya”. (Al-Baqarah:203)
“Barangsiapa yang mendapati Arafah sebelum terbit matahari maka dia telah mendapatkan ibadah haji”.
* Tawaf di sekitar Ka’bah .. Yang telah Allah jadikan sebagai kewajiban kepada manusia, menjadi tempat tumpuan pandangan dan kiblat untuk mereka.
“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, Maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram”. (Al-Baqarah:144)
“Allah telah menjadikan Ka’bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia”. (Al-Maidah:97)
* Pada waktu yang sama:
Allah berfirman bermaksud:
“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, Maka tidak boleh rafats, berbuat Fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji”. (Al-Baqarah:197)
* Pakaian mereka sama sehingga mengenepikan semua perbezaan.. mengingatkan mereka kepada kain kafan pada saat bertemu dengan Allah yang Maha Penyayang
* Kesatuan gerak dalam kegiatan ritual yang dapat dilihat semasa mereka menuju ke Arafat, semasa meninggalkannya, dan melontar jamrah sebagai simbol permusuhan kepada syaitan dengan satu tangan, lalu tawaf di sekitar Baitullah dalam pusingan yang satu dan arah yang satu.
Inilah rukun yang agung dan mulia yang dapat mengenepikan perbezaan kaum, keturunan, bahasa, negeri, pangkat, dan menyatukan dalam kerja dan penampilan, lalu menjadikan mereka sebagai satu umat. Menghapuskan perpecahan yang sentiasa diusahakan oleh musuh-musuh umat siang dan malam, sebagaimana salah seorang dari mereka pernah berkata:
“Islam akan tetap kuat dan utuh sehingga tidak mampu dihancurkan oleh kerja misionari, selama Islam memiliki empat tunjang ini: “Al Qur’an .. Al-Azhar .. Pertemuan mingguan (Jumaat) ..Dan Perhimpuan tahunan (Ibadah haji) “
Sebagaimana dinyatakan dalam Encyclopaedia Britannica tentang ibadah haji:
“Ibadah yang satu ini memiliki peranan besar dalam memberikan kekuatan kesatuan dalam Islam; kerana ibadah tersebut, menarik ramai pengikut dari berbagai bangsa; bersatu dalam perayaan agama “.
Jalan kita menggapai kemuliaan dan kemenangan
Oleh kerana itulah umat Islam dituntut untuk berpegang teguh pada agama mereka yang suci supaya menjadi umat Islamyang sebenar. Dan hanya itu merupakan satu-satunya jalan menuju kebangkitan, pertumbuhan dan menghadapi musuh. Semoga Allah merahmati Imam Al-Banna ketika berbicara tentang elemen-elemen kekuatan: “Namun Ikhwan Muslimin mesti mempunyai ideologi yang dalam dan wawasan yang luas daripada hanya memiliki kerja dan fikiran yang dangkal, tidak mampu menyelam di bahagian paling dalam, tidak mampu menimbang natijahnya. Apa yang dimaksudkan dan yang diinginkan adalah bahawa mereka sedar, sesungguhnya darjat pertama dari berbagai darjat menuju kekuatan adalah kekuatan keyakinan dan iman, lalu kekuatan kesatuan dan ikatan persaudaraan, kemudian kekuatan pendokong dan senjata. Tidak akan diakui sebagai sebuah kelompok itu mempunyai kekuatan sehingga mampu memiliki semua elemen dan nilai-nilai itu semua”.
Umat ini tidak akan mampu mencapai apa yang diingini menuju kemuliaan dan kepimpinan dunia melainkan jika kita mampu mencabut sifat wahn seperti yang pernah Rasulullah saw peringatkan:
“Akan datang suatu masa, dalam waktu dekat, ketika bangsa-bangsa (musuh-musuh Islam) bersatu-padu mengalahkan (memperebutkan) kalian. Mereka seperti gerombolan orang rakus yang berkerumun untuk berebut hidangan makanan yang ada di sekitar mereka. Salah seorang sahabat bertanya: Adakah kerana kami (kaum Muslimin) ketika itu sedikit? Rasulullah menjawab: Tidak! Bahkan kalian waktu itu sangat ramai jumlahnya. Tetapi kalian bagaikan buih di atas lautan (yang terombang-ambing). (Ketika itu) Allah telah mencabut rasa takut kepadamu dari hati musuh-musuh kalian, dan Allah telah menanamkan di dalam hati kalian wahn. Seorang shahabat Rasulullah bertanya: Ya Rasulullah, apa yang dimaksudkan dengan wahn itu?
Dijawab oleh Rasulullah saw.: Cinta kepada dunia dan takut (benci) kepada mati.”
Benar terjadi seluruh bangsa bersatu padu untuk mengalahkan umat Islam ketika ini sebagaimana mereka dengan rakusnya berebut makanan yang ada di sekitar mereka. Kita saksikan umat Islam tenggelam kepada cinta dunia dan tunduk kepada hawa nafsu, sehingga hilang kewibawaannya di hadapan musuh zionis dan lain-lainnya.
Dakwaan dari orang-orang ragu dan orang yang memiliki keyakinan tentang bangkitnya umat
Imam Al-Banna – semoga Allah merahmatinya – menyedari nilai yang dimiliki umat Islam dari berbagai elemen kekuatan dan immuniti, memiliki berbagai sebab kebangkitan sehingga dapat menghadapi orang-orang ragu dan dakwaan mereka dengan menyebarkan ungkapan: “Apakah wasilah yang kalian miliki wahai orang-orang lemah dan telah kalah atas segala urusan kalian untuk mewujudkan impian dan tuntutan kalian serta mendapatkan hak kalian?”. Kami sampaikan dengan mudah dan senang: lalu apa yang diinginkan manusia dari kita? Jika kita kalah atas segala urusan kita adakah kami tertolak akan hak-hak kami? Apakah layak bagi yang Maha Mulia dihinakan dan dilecehkan, dan Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang telah memberikan kehinaan dari dirinya dan taat tanpa ada paksaan dan kebencian maka bukan dari golonganku”.
Allah juga berfirman bermaksud:
“Dan Kemuliaan itu hanya milik Allah , Rasul-Nya dan orang-orang beriman, namun orang-orang munafik tidak menyadarinya” (Al-Munafiqun:8)
Sesungguhnya kita memiliki senjata, yang tidak dimiliki dan tidak mampu diraih sama ada siang atau malam iaitu kebenaran: Kebenaran akan kekal dan abadi, Allah SWT berfirman bermaksud:
“Maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. dan kecelakaanlah bagimu disebabkan kamu mensifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya)”. (Al-Anbiya:18)
Allah juga berfirman bermaksud:
“Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; Adapun yang memberi manfaat kepada manusia, Maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan” (Ar-Ra’ad:17)
Dan juga firman Allah bermaksud:
“Dan Katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap”. (Al-Isra:81)
Kita juga memiliki senjata lain iaitu iman: iman juga merupakan rahsia dari pelbagai rahsia kekuatan yang tidak dapat dimiliki kecuali oleh orang-orang mukmin yang sebenarnya. Tidaklah berjihad para amilin sebelumnya, dan tidaklah berjihad orang-orang setelah mereka kecuali kerana iman. Dan bagaimana jika iman hilang? Tentulah tidak akan mampu memberikan manfaat seluruh senjata dalam bentuk material kepada pemiliknya sedikitpun? Jika iman tidak tertanam dalam hati maka tidak akan mampu menemukan jalan keluar untuk mencapai keinginan dan tujuan, dan jika benar keazaman maka akan terang jalan menuju tempat yang diinginkan
“Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman”. (Ar-Rum:47)
Jika pasukan bumi tidak bersama kita, maka pasukan langit tetap akan sentiasa bersama kita.
“(ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya aku bersama kamu, Maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman”. (Al-Anfal:12)
Dan optimisme adalah senjata ketiga: Kami tidak akan menyerah, tidak akan terburu-buru, tidak mendahulukan takdir, tidak akan membuat kami lemah semangat lantaran panjangnya jihad. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam kerana kami yakin akan mendapatkan ganjaran selama kami mempunyai niat yang baik, hati yang ikhlas, iaitu ikhlas kerana Allah, dan kemenangan di sebalik itu tidak akan mustahil
“Allah telah menetapkan: “Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang”. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa”. (Al-Mujadilah:21)
“Sehingga apabila Para Rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada Para Rasul itu pertolongan Kami, lalu selamatkan orang-orang yang Kami kehendaki. dan tidak dapat ditolak siksa Kami dari pada orang-orang yang berdosa”. (Yusuf:110)
Oleh kerana itu, kenapa ada keraguan dan putus asa, padahal putus asa itu tidak memberikan jalan sedikitpun bagi kita..
“Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”. (Yusuf:87)
Wahai bangsa Arab dan umat Islam seluruhnya
* Jadikanlah musim haji sebagai perhimpunan untuk saling mengenal, berkasih sayang dan bersatu, saling mempelajari realiti pahit yang berlaku dan mencari cara untuk menyelesaikannya, mendapatkan hak-hak dan mengembalikan harta yang telah terampas, serta menyelamatkan diri dari belenggu musuh-musuh… dari berbagai krisis ekonomi yang menyerang dunia. Ketahuilah bahwa kesatuan kalian akan mampu mewujudkan kesempurnaan ekonomi dan kecukupan diri; sehingga kita tidak menjadi tawanan dan gadaian orang lain. Hendaklah kalian saling bergotong royong di antara sesama kalian, saling menasihati dan saling menolong, kerana itulah yang sentiasa dinasihatkan oleh agama Islam yang mulia.
* Wahai para hujjaj ke Baitullah, marilah kalian saling kenal-mengenal, dan bersungguh-sungguhlah untuk menjalin hubungan di antara kalian, bahkan sampai kalian kembali ke negeri-negeri kalian nanti..
Kepada para rejim dan pemerintah ada peringatan dan nasihat..
* Bahwa berbagai perjumpaan dan perundingan dengan Zionis dan Amerika tidak akan dapat mengembalikan hak-hak kalian yang terampas, dan begitu juga dengan tempat-tempat suci yang telah diduduki.
* Sesungguhnya usaha untuk mempersempit dan menekan bangsa tidak akan mampu menghentikan takdir Allah yang berjalan menuju perbaikan dan perubahan, dan tidak akan mampu menghalangi cahaya Allah untuk tersebar ke seluruh alam, dan kita wajib memahami bahwa konspirasi Zionis..
“Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri”. (Fathir:43)
Sementara kezaliman dan penyimpangan yang dilakukan oleh kekuatan Amerika dengan kejam juga tidak akan melemahkan Allah sedikitpun
“Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya”. (As-Shaff:8)
Kami yakin bahwa seluruh bantuan material dan moral, dan seluruh yang dibelanjakan di dunia ini untuk memberikan penyelesaian tanpa mengajak manusia kembali ke jalan Allah, akan berubah menjadi kerugian di dunia, dan tidak akan mampu mengalahkan orang-orang beriman, sementara mereka telah ditunggu oleh azab Allah di akhirat kelak sesuai dengan janji Allah
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan”. (Al-Anfal:36)
Justeru kita mesti yakin bahwa kemenangan umat Islam pasti akan datang dengan pertolongan Allah dan kekuatan-Nya, dan hal demikian kerana Allah Maha Perkasa.
Dan kami juga tidak lupa menyampaikan bahwa pada musim haji dan musim berkorban ini, ada saudara kita pasukan pejuang yang masih tetap kental dan sabar di Palestin, bumi Arab dan Islam, untuk sentiasa mendoakan mereka dan memohon kepada Allah agar diberi jalan keluar dan wasilah-wasilah yang berpatutan.
“Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya”. (Yusuf:21)
http://www.ikhwanonline.com/Article.asp?ArtID=72955&SecID=213