Risalah dari Dr Muhammad Badie’, Mursyid Am Ikhwan Muslimin, 07-05-2010
Segala puji bagi Allah, selawat dan salam ke atas Rasulullah saw, beserta keluarga dan para sahabatnya serta orang-orang yang mengikutinya… selanjutnya…
Umat Islam sungguhpun berada di dalam keadaan lemah dan pecah belah namun secara umumnya tetap setia pada agamanya dan negaranya, tidak sanggup mengorbankan kehormatan dan kemuliannya, dan menolak usaha yang boleh memutuskan hubungan dan mewujudkan perpecahan, seperti yang dijelaskan oleh Allah tentang sikap umat yang terbaik;
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
“Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengannya adalah sangat tegas terhadap orang-orang kafir dan belas kasih (saling menyayangi) di antara mereka sendiri” (Al-Fath:29),
Firman Allah dalam menggambarkan orang-orang yang Allah cintai dan mereka pula mencintai Allah:
أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ
“Senantiasa tunduk dan hormat terhadap orang-orang beriman dan tegas (keras) dihadapan orang-orang kafir” (Al-Maidah:54).
Kombinasi antara tegas dan lembut, dan hormat dan keras pada keperibadian seorang muslim ini mengungkapkan tentang adanya keseimbangan yang menakjubkan. Oleh kerana itu sikap tegas yang bukan pada tempatnya tidaklah terpuji, begitu juga saling berkasih sayang. Malahan yang terpuji adalah seseorang memiliki sikap tegas pada tempatnya, bersikap lunak juga pada tempatnya. Memiliki sikap tegas dan bangga ketika berada di hadapan musuh-musuhnya dan mereka yang menjadi talibarut musuh dari kalangan umatnya, lalu memandang mereka dengan perasaan izzah, bukan pandangan lemah dan hina. Hormat dan merendah diri ketika berhubungan dengan saudaranya dan anak bangsanya, hatinya penuh dengan kasih sayang dan cinta kepada mereka. Dengan sebab itulah sabda nabi saw menggambarkan kehebatan umat ini:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan orang-orang beriman dalam berkasih sayang, saling cinta-mencintai dan berlemah-lembut adalah seperti satu tubuh yang jika mengalami sebahagian anggotanya sakit maka seluruh tubuhnya turut merasakannya dengan berjaga malam dan merasai demam”. (Muslim).
Musuh kita yang sebenarnya ialah mereka yang memusuhi dan menyerang kita:
Sesungguhnya seorang muslim dituntut untuk sentiasa berbuat ihsan kepada seluruh manusia, sebagaimana firman Allah:
وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا
“Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia” (Al-Baqarah:83)
Dan suruhan ini mencakupi seluruh manusia sama ada muslim atau kafir, kecuali orang-orang kafir yang memerangi umat, dan mereka yang telah mengotori tempat-tempat suci dan mencemarkan kemuliaannya, sebagaimana Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قَاتِلُوا الَّذِينَ يَلُونَكُمْ مِنَ الْكُفَّارِ وَلْيَجِدُوا فِيكُمْ غِلْظَةً
“ Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa”. (At-Taubah:123)
وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلاَ تَعْتَدُوا إِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”. (Al-Baqarah:190).
Dan begitu juga kita berusaha menghapuskan kezaliman yang menimpa bangsa selain kita yang meminta pertolongan dan perlindungan kita, Allah SWT berfirman:
وَمَا لَكُمْ لاَ تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ هَذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ نَصِيرًا
“Mengapa kamu tidak mahu berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: “Ya Tuhan Kami, keluarkanlah Kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah Kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah Kami penolong dari sisi Engkau!”. (An-Nisa:75)
Adapun orang-orang kafir yang tidak memerangi kita, tidak memusuhi, memerangi dan membunuh kita maka Allah SWT berfirman:
لاَ يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu kerana agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu”. (Al-Mumtahanah:8)
Adapun makna perkataan “al-birr” yang diperintahkan dalam ayat di atas mencakup seluruh jenis kebaikan.
Di dalam sejarah tentang umat ini, yang diriwayatkan secara mutawatir disebutkan bahwa umat Islam senantiasa berbuat ihsan (baik) kepada bukan Islam, khususnya warganegara kita dan jiran tetangga kita serta sekutu kita daripada warga Kristian; yang pernah bersatu darah kita dan darah mereka dalam mempertahankan negeri, pernah menitiskan keringat kita dan keringat mereka kerana membina zaman kebangkitan dan peradaban negerinya.
Ketidakseimbangan dan mundurnya umat
Ramai dari umat Islam yang telah mengabaikan tsawabit Islam dan nilai kemanusiaan yang sebenar, iaitu mereka bersikap tegas dan keras ke atas orang-orang beriman dan selalu tunduk, merendah diri dan hormat di hadapan orang-orang kafir, seperti apa yang pernah disebutkan oleh Nabi saw tentang sifat orang-orang khawarij yang telah….
يَقْتُلُونَ أَهْلَ الإِسْلاَمِ، وَيَدَعُونَ أَهْلَ الأَوْثَانِ
“…membunuh para pemeluk ajaran Islam dan membiarkan hidup para penyembah berhala” (Bukhari dan Muslim).
Dengan sebab inilah yang membuatkan regim Zionis dan sekutunya berani merampas negara kita dan tempat-tempat suci kita.
Justeru, kita telah saksikan ketika ini darah umat Islam mengalir dengan mudahnya dan dengan harga yang sangat murah, seolah-olah tidak ada harganya, negeri kita dirampas tanpa ada harganya, sementara ruh dan jiwa-jiwa kita berada dalam wahn (takut mati dan cintakan dunia).
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebahagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)”. (As-Syura:30)
Jelas kehinaan dan kerendahan yang menimpa umat Islam hari ini adalah hasil dari apa yang kita lakukan oleh tangan kita sendiri, dan dari apa yang kita usahakan sendiri, dan jika kita tidak kembali kepada agama kita dan tsawabit kita, dan jika tidak berusaha menjaga dan mempertahankan martabat kita, yang hanya dengan agama dapat mengembalikan kemuliaan dan kehormatan kita, sebagaimana yang diungkapkan oleh Al-Faruq:
إنَّا قَوْمٌ أَعَزَّنَا اللَّهُ بِالْإِسْلَامِ فَلَنْ نَلْتَمِسَ الْعِزَّةَ بِغَيْرِهِ
“Kami adalah umat yang telah dimuliakan Allah melalui Islam, maka dengan itu, kami tidak akan mencari kemuliaan kepada selain Islam”. (Al-Hakim)
Keampunan bagi musuh dan keras terhadap Ikhwanul Muslimin
Sungguh menghairankan bagi orang yang berakal dari kalangan umat ini, mereka melihat sendiri sesetengah pemerintah sanggup memberikan kemaafan dan berlapang dada atas semua jenayah dan kebiadaban yang dilakukan oleh regim Zionis terhadap umat dan negeri kita, bahkan dengan pantas menyerahkan apa jua kekejaman regim Zionis kepada tindakan pihak pentadbiran Zionis dengan rasa bangga dan hormat, hingga tanpa menuntut pengadilan sewajarnya, malahan ke atas kekejaman yang paling keras sekalipun dari pelbagai kebiadapan regim Zionis yang sentiasa berulang-ulang; dengan alasan kononnya sebagai jalan untuk memudahkan proses perdamaian yang dianjurkan oleh pentadbiran regim Zionis padahal setiap hari puluhan tuduhan membunuh rakyat Palestin telah diabaikan oleh Pemerintah dan bangsa kita, bahkan berlawanan dengan semua undang-undang dan deklarasi antarabangsa.
Lebih menghairankan lagi adalah ketika pemerintah yang begitu lembut kepada musuh, tidak henti-hentinya menunjukkan kekejaman secara terus menerus dan terang-terangan terhadap bangsa dan warganya sendiri. Mereka mengenakan undang-undang darurat, merampas kebebasan, menangkap para tokoh, dan menyalahkan permasalahan kepada orang-orang yang berusaha melakukan perbaikan terhadap negaranya sendiri, menjatuhkan undang-undang tentera dan undang-undang khas, menjatuhkan hukuman yang paling keras dan kejam bagi siapa yang berusaha membantu atau cuba membantu para mujahidin dan para pejuang Palestin.
Perkembangan terkini mereka menjatuhkan hukuman berat secara tiba-tiba terhadap kumpulan yang berusaha memberikan bantuan logistik kepada para pejuang di Gaza. Kalaupun betul kumpulan itu melakukan kesalahan yang boleh dianggap melanggar batas kedaulatan negara Mesir, sewajarnya mereka dimaafkan dan diberikan keringanan kerana niat mereka yang baik dan keinginan yang tulus untuk membantu saudara-saudara kita di Gaza. Apa lagi mereka tidak pernah terlibat dengan aktiviti keganasan dan tidak pernah melakukan sebarang pencerobohan ke atas Mesir. Oleh sebab itulah, sangat menghairankan, apabila isu kedaulatan negara tiba-tiba menjadi topic perbincangan yang hangat di Mesir (yang sememangnya kami sangat menitikberatkan terhadapnya), padahal isu ini tidak pernah timbul langsung ketika regim Zionis melakukan tindakan yang boleh ditafsirkan mengancam keselamatan Mesir, dan telah terbukti pula dengan tertangkapnya pasukan tentera mereka yang membawa senjata.
Seruan untuk memberikan kemaafan kepada semua mangsa penganiayaan
Dengan ini (sebagaimana kami menyeru kepada negara-negara Arab seperti Arab Saudi, Yaman, Libya untuk membebaskan beberapa warga Mesir yang dijatuhi hukuman di negara-negara tersebut) kami menyeru kepada Presiden Mubarak untuk tidak membenarkan hukuman yang keras tersebut, sebagaimana kami menyeru untuk menggunakan peruntukan perlembagaan sebenar dalam memberikan keampunan kepada mereka, dan membebaskan semua tahanan politik secara kejam, termasuk mangsa kekejaman undang-undang tentera.
Justeru memberi keampunan adalah suatu kewajipan yang sangat disukai Allah dan yang kami sentiasa menganjurkannya kerana terdapat kebaikan bagi keamanan Negara dan keselamatan warganya.
فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ
“Maka barangsiapa yang memaafkan dan membuat kebaikan maka pahalanya dari Allah (Syura: 40)
Iaitu, orang-orang yang memberikan kemaafan juga termasuk orang yang melakukan perbuatan baik maka dialah yang berhak memperoleh pahala dari Allah.
Namun jika pemberian maafnya diiringi tindakan kejam bukan kebaikan, dengan memberikan maaf kepada Zionis yang telah merebut dan merampas negeri kita, membunuh dan mengusir saudara-saudara kita, maka hal tersebut merupakan perbuatan orang yang berdosa terhadap hak negaranya, diri sendiri dan agamanya.
Kami ingin bertanya kepada orang-orang yang berakal dari bangsa kami: Apakah keampunan bagi regim Zionis yang jelas merupakan musuh, dan yang telah melanggar dan mengotori tempat-tempat suci kita, merampas negara kita dan menghina simbol agama kita, termasuk para hakimnya sebagai simbol keadilan dalam Negara kita, adakah tindakan kejam atau tindakan yang baik?
Dari segi yang lain kami juga ingin bertanya kepada mereka: Apakah dengan mengambil keluarga kami dan anak-anak dari agama kami dan bangsa kami hanya kerana syak wasangka dan tuduhan tanpa bukti, dan melarang mereka untuk tampil di hadapan hakim di mahkamah sivil, sebaliknya mereka dibawa ke mahkamah khas dan mahkamah tentera, dan seterusnya menjatuhkan keputusan yang keras terhadap mereka dan proses pembelaan tidak dibenarkan, adakah merupakan tindakan untuk mencapai kebaikan atau kerosakan?
Beberapa orang mungkin memahami bahawa sepatutnya kita menghentikan sementara permusuhan terhadap anak bangsa kita sendiri terutama ketika kita mempersiapkan diri untuk menghadapi mereka (musuh). Namun dalam konteks apa kita dapat fahami dalam hal ini, kekejaman dan tindakan kekerasan yang berlebihan telah dilakukan terhadap saudara-saudara kita dan warga negara sendiri dan pada masa yang sama menunjukkan sikap lunak yang berlebihan dalam menghadapi musuh-musuh umat dan penentang kita.
Ketahuilah kita tidak akan mampu mempertahankan jati diri dan kehebatan kita, dan tidak akan dapat mengembalikan kedudukan kita melainkan dengan meletakkan segala urusan di tempatnya yang sebenar. Sungguh tepat ungkapan puisi ini:
Sikap lemah-lembut.. jika tidak ada sikap lemah-lembut yang menghiasi pemiliknya,
Ditambah dengan bersikap lembut di hadapan musuh merupakan seburuk-buruk kehinaan
Allah Maha Besar dan segala puji hanya milik Allah, dan selawat dan salam ke atas Nabi kita Muhammad saw beserta keluarganya dan para sahabatnya.